Pasang Iklan Gratis

Netanyahu Dekati Trump untuk Dukung Serangan Israel ke Iran

  Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terus berupaya menggalang dukungan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memperluas keterlibatan AS dalam konflik dengan Iran.

Sejak Israel meluncurkan serangan udara terhadap Iran pekan lalu, Netanyahu secara aktif melakukan pendekatan kepada Trump melalui sambungan telepon dan pernyataan publik.

Ia menggambarkan serangan tersebut sebagai langkah yang juga menguntungkan kepentingan Amerika Serikat.

“Apakah Anda ingin orang-orang ini memiliki senjata nuklir dan sarana untuk mengirimkannya kepada Anda?” ujar Netanyahu dalam wawancara dengan Fox News, akhir pekan lalu.

“Hari ini, Tel Aviv. Besok, New York,” katanya dalam wawancara terpisah dengan ABC News, dengan mengeklaim bahwa Iran tengah mengembangkan rudal jarak jauh yang dapat menjangkau wilayah AS.

Serangkaian pernyataan tersebut muncul di tengah hubungan yang fluktuatif antara Netanyahu dan Trump sepanjang tahun ini.

Meski demikian, pemimpin Israel itu telah dua kali bertemu Trump di Gedung Putih sejak sang presiden dari Partai Republik kembali berkuasa pada Januari lalu.

Mengutip laporan The New York Times pada Selasa (17/6/2025), Netanyahu disebut sempat meminta Trump untuk memberikan bom penghancur bunker buatan AS dalam pertemuan pada April. Permintaan itu ditolak.

Trump, yang dikenal dengan sikap skeptis terhadap keterlibatan militer AS di luar negeri, disebut masih mempertimbangkan kemungkinan dukungan militer terbuka.

Basis pendukungnya dari gerakan “Make America Great Again” (MAGA) cenderung anti-intervensi, termasuk di dalamnya Wakil Presiden JD Vance, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard, serta tokoh media seperti Steve Bannon dan Tucker Carlson.

Meski demikian, Trump memberi sinyal bahwa keputusan akhir bisa saja berubah.

“Saya mungkin melakukannya, saya mungkin tidak,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu lalu, saat ditanya apakah AS akan meluncurkan serangan udara terhadap Iran.

Trump menyatakan keputusan akhir akan diambil dalam dua pekan ke depan, terkait perang Israel-Iran.

Upaya Netanyahu

Menurut Yossi Mekelberg, analis Timur Tengah dari lembaga think tank Chatham House di London, Netanyahu memanfaatkan pendekatannya yang personal untuk memengaruhi Trump.

“Ia memahami kepribadian Trump. Ia tahu Trump mungkin akan bergabung jika ada peluang untuk mengklaim kemenangan atau semacam penghargaan,” ujar Mekelberg kepada AFP.

Mekelberg menyebut, Netanyahu mendapat "lampu kuning" dari Trump untuk melakukan serangan ke Iran.

Trump pun telah menyampaikan pujian terhadap operasi militer Israel, termasuk pembunuhan tokoh militer penting Iran, penghancuran sistem pertahanan udara, serta serangan ke beberapa situs nuklir.

Namun, sejumlah analis memperingatkan agar tidak berlebihan dalam menilai pengaruh Netanyahu terhadap keputusan Washington.

“Saya menduga ini bukan semata karena pengaruh Netanyahu,” kata Eliot A. Cohen, mantan penasihat Departemen Luar Negeri AS dan pakar dari Universitas Johns Hopkins.

“Ini lebih kepada pandangan pribadi Trump terhadap program nuklir Iran, kenangannya akan rencana pembunuhan terhadap dirinya oleh agen Iran pada 2024, dan keberhasilan operasi awal Israel,” jelas Cohen.

Diketahui, seorang pria asal Iran telah didakwa atas dugaan keterlibatan dalam rencana pembunuhan terhadap Trump menjelang pemilu AS tahun lalu.

Cohen menambahkan, permintaan Israel untuk membombardir situs pengayaan uranium bawah tanah di Fordo bisa saja dikabulkan karena dianggap tidak melibatkan invasi darat.

“Banyak orang Amerika, jika tidak sebagian besar, memahami bahwa Iran yang memiliki senjata nuklir akan sangat berbahaya, dan rezim tersebut sangat bermusuhan terhadap AS,” ujar Cohen.

Respons publik Amerika

Meski demikian, opini publik di AS cenderung menolak keterlibatan militer langsung. Survei terbaru YouGov untuk The Economist menunjukkan, separuh warga AS menganggap Iran sebagai “musuh”, dan seperempat lainnya menganggapnya “tidak bersahabat”.

Namun, hanya 16 persen responden yang menyatakan militer AS sebaiknya dilibatkan dalam konflik antara Israel dan Iran.

Mayoritas responden dari ketiga spektrum politik, Demokrat (65 persen), independen (61 persen), dan Republik (53 persen) menolak intervensi militer.

Steve Bannon, mantan penasihat strategi Trump, juga mengkritik langkah Netanyahu yang dianggap mencoba menyeret AS ke dalam perang Israel-Iran.

Netanyahu sedang menguliahi kami dan memulai perang yang tidak bisa ia akhiri sendiri,” kata Bannon dalam podcast War Room miliknya, Rabu lalu.

0 Response to "Netanyahu Dekati Trump untuk Dukung Serangan Israel ke Iran"

Posting Komentar