Peran, Keamanan Siber, dan Tantangannya di RI
Di era digital seperti sekarang ini, digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan bagi perusahaan. Dalam proses tersebut data streaming memerankan penting.
Apa yang dimaksud dengan data streaming dan bagaimana penyedia solusi data streaming, yakni Confluent agar yang mengadopsi teknologi ini tepat guna. Berikut wawancara detikINET dengan Rully Moulany, Area Vice President Asia, Confluent.
Apa itu Confluent dan seperti apa data streaming saat ini?
Jadi, kalau kita bicara data streaming itu, sebenarnya kita bicara tentang teknologi yang secara umur sudah sekitar 14 tahun ya sekarang. Jadi di-develop itu di LinkedIn di tahun 2010 ya, oleh founder kami ketika mereka bertiga masih bekerja di LinkedIn, dan kemudian di tahun 2014 mereka menciptakan company Confluent ya untuk mengkomersialisasi apa yang mereka temukan pada saat itu. Jadi founder kami itu ketika mereka bekerja di LinkedIn, mereka mendukung berkait dengan yang tersebar di berbagai database, berbagai repository, kita bilangnya ya, dan data tersebut tidak saling terhubung, tidak saling ngobrol.
Jadi ketika mereka mau mencoba untuk mendapatkan insight atau mendapatkan suatu action dari data-data tersebut, itu agak sedikit sulit. Makanya mereka kemudian menciptakan teknologi tahun 2010 dan kemudian mengkomersialisasikan teknologi tersebut dengan menciptakan perusahaan yang namanya Confluent di tahun 2014. Jadi kita sudah pas satu dekade tahun ini, 2024, 10 tahun.
Sebenarnya kalau dari perspektif data sendiri, apakah data streaming itu sesuatu yang apa namanya, dibilang perlu atau wajib. Sebenarnya kalau dulu kita bicara 15-20 tahun yang lalu, ada cara di mana data itu bisa berpindah dari satu database ke database yang lainnya. Tapi sekarang posisinya data streaming itu sudah menjadilah mandatory terhadap elemen fundamental di satu perusahaan, apalagi mereka yang mengedepankan digital. Karena cara-cara yang lama itu untuk data movement sudah sangat tidak mumpuni untuk bisa menjawab tantangan-tantangan di era digital yang sekarang yang semuanya serba ingin cepat dan serba ingin berlepas.
Dan juga dengan masifnya interaksi digital yang dihadapi oleh berbagai perusahaan-perusahaan di dunia, di industri manapun, apakah itu di dunia finansial, apakah itu di retail, apakah itu di telekomunikasi dan lain sebagainya. Jadi kurang lebih itu, kalau bicara data streaming itu apa sih. Data streaming itu simpelnya sebenarnya suatu tools yang memungkinkan data itu mengalir secara real time dari multiple source ke multiple destination.
Jadi itu kata kuncinya. Source-nya atau sumbernya bisa multiple, tidak hanya satu, dan tujuannya atau destination-nya juga bisa berbagai macam. Dan di tengah-tengahnya itu ada platform yang kita sebut dengan data streaming platform yang memungkinkan data itu mengalir antara sumber dan tujuan secara real time, sehingga ketika data itu mengalir, maka otomatis action atau insight yang bisa ingin diambil dari data yang mengalir kejualan menjadi jawabannya.
Kalau analogi terhadap tubuh manusia, jadi ini bahasa marketing kami, data streaming platform itu seperti sistem syaraf. Jadi sistem syaraf itu kan sebenarnya disebutnya sistem karena berdiri di berbagai komponen. Kita bicara di ujung-ujung jari kita ini kan ada syaraf juga.
Kemudian dari mata kita, dari hidung, dari mulut, lidah, telinga, dan sebagainya, sehingga ketika saya dengar sesuatu atau saya menyentuh sesuatu atau saya menyium sesuatu, itu kemudian oleh sistem syaraf kita kan diproses untuk kemudian dilanjurkan dengan respon atau reaksi dari saya. Itu mirip-mirip seperti itu. Jadi data streaming platform itu seperti sistem syaratnya suatu perintahan. Hal itu menjawab lagi apakah ini menjadi sesuatu yang penting atau wajib. Kalau dalam pandangan kami tentu saja wajib. Tapi maturity atau adopsi dari berbagai perusahaan Indonesia tentunya beragam sampai saat ini.
Mengingat perannya yang sangat penting, apa yang ditawarkan oleh Confluent ini agar data streaming yang mengadopsi itu bisa aman dan tenang?
Jadi kalau teknologi di mana data streaming itu berbasiskan yang tadi saya bilang itu yang namanya Kafka. Kafka itu bisa saya bilang ini sudah digunakan di hampir semua perusahaan di Indonesia. Jadi ini sudah merupakan suatu komponen fundamental di infrastruktur datanya perusahaan-perusahaan, terutama yang mereka memiliki layanan digital.
Apabila pertanyaannya bagaimana caranya supaya penggunaan platform tersebut menjadi jauh lebih, jauh lebih stabil, lebih robas, dan lebih secure. Makanya kami ada di market di Indonesia. Jadi misi kami di sini adalah untuk membantu perusahaan-perusahaan tersebut, baik yang belum mengadopsi Kafka maupun yang sudah mengadopsi Kafka untuk bisa menciptakan platform yang stabil, yang secure, sehingga bisa lebih banyak lagi use case atau tujuan bisnis yang tercapai dengan data streaming platform yang lebih stabil dan lebih secure tersebut.
Jadi kurang lebih seperti itu. Kalau penggunanya sudah sangat banyak di Indonesia, tapi misi kami adalah untuk nomor satu tentu saja mengedukasi bahwa dengan pentingnya, dengan masifnya adopsi terhadap data itu di suatu perusahaan, maka dibutuhkan platform yang jauh lebih secure, jauh lebih stabil, dan jauh lebih scalable.
Berarti kalau ngomongin soal digital, karena sudah digital dan soal secure sendiri, intinya koneksi itu sudah tidak bagian dari keniscayaan.
Apa sih yang mengembangkan data streaming di Indonesia dan bagaimana Confluent melihat ini?
Saya ambil contoh yang paling konkret dan saya rasa sudah day-to-day semua pelanggan di Indonesia sudah merasakan. Kalau misalnya kita pesan ojek online atau kendaraan, transportasi online, itu kan banyak sekali sebenarnya sistem-sistem di back end si perusahaan penyedia layanan tersebut yang harus ngobrol satu sama lain. Ada yang tahu lokasi kita di mana, ada yang tahu lokasi transportasi pengendaranya ada di mana, ada sistem yang bisa kemudian meng-adjust pricing-nya, ada sistem yang bisa kemudian melakukan queuing terhadap restorasi dan lain sebagainya.
Itu semua kan harus berinteraksi atau harus terkoneksi satu sama lain secara online. Nah, karena keinginan masyarakat terhadap kemudahan layanan-layanan, seperti transportasi online itulah yang kemudian menyebabkan data streaming platform menjadi jauh lebih penting dan seperti semakin lebih banyak tumbuh-kembang.
Jadi semua itu kan di-drive dari behavior. Kalau misalnya kita bicara pelanggan, pelanggan itu pasti pengennya yang convenient, yang mudah, yang nyaman, yang aman, yang cepat, yang dapat, gitu kan. Nah, itu semua tidak mungkin tercapai dengan menggunakan teknologi-teknologi yang tidak real-time. Dan ini jadinya seperti feedback loop ya. Ketika demand atau ekspektasi pelanggan itu menjadi tinggi, otomatis teknologi harus catch up. Ketika teknologi itu sudah menyediakan sesuatu yang kurang lebih sudah mumpuni, otomatis kemudian ekspektasi pelanggan jadi naik lagi. Dan teknologi akan di-push lagi untuk lebih inovatif lagi.
Jadi, kadang-kadang teknologi yang di depan, kadang-kadang perilaku pasar. Cuma pada akhirnya ini menciptakan suatu ekosistem yang menurut saya sangat positif ya. Sehingga itulah tujuan kita di Indonesia dengan kita sedang diskusi, ngobrol dengan pelanggan-pelanggan enterprise di Indonesia, juga mereka akan datang ke kita dengan problem biasanya. Kita ada masalah seperti ini, atau kita ada tantangan, atau kita ada rencana untuk melencurkan produk atau layanan yang seperti ini dan seperti itu. Itu ketika mereka datang ke kita dengan seperti itulah, kemudian kita bisa brainstorming bareng-bareng tentang bagaimana data streaming platform bisa membantu mereka. Jadi adopsinya itu sudah semacam feedback loop. Semakin banyak yang pakai, otomatis ekspektasinya semakin tinggi, dan kemudian juga teknologi semakin banyak dipakai lagi.
Seberapa besar nilai pasar data streaming Indonesia?
Kalau angka pasnya saya nggak ada ya, saya nggak pegang data, jadi saya nggak mengarang. Kita bicara Kafka, Kafka ini kan open source. Semua orang bisa download, semua orang bisa pakai, bahkan kalau memang cukup canggih juga bisa modify sendiri kalau mereka butuhkan. Nah, karena sifatnya open source itu, maka kami yakini dan kami sudah melihat buktinya bahwa penggunanya itu sudah sangat banyak. Bisa saya bilang, masih sebut nama deh satu perusahaan apa, saya hampir bisa pastikan perusahaan itu sudah menggunakan teknologi data streaming.
Cuma tinggal masalahnya data streaming yang pure open source atau data streaming yang berbasiskan Confluent. Oleh karena itulah, maka kalau kita bicara market side, market potential tentunya sangat besar, tapi kalau kita melihatnya di luar daripada jumlah dolar atau rupiahnya, tapi kita melihatnya adopsi dan intensitas dari adopsi tersebut. Yang saya maksud adalah mungkin suatu perusahaan sudah menggunakan data streaming tapi buat use case atau bisnis yang limited sifatnya.
Nah, bagaimana caranya kita mengembangkan lebih luas lagi sehingga lebih banyak lagi bisnis-bisnis atau produk-produk di satu perusahaan tersebut yang me-leverage kapabilitas real-time dari data streaming platform.
Berbicara soal security, berarti Confluent juga menghadirkan soal layanan tersebut, apa yang menjadi pembeda dengan layanan serupa dibandingkan yang lainnya?
Jadi kalau bicara security yang selalu saya garis bawahi, teknologi itu hanya satu komponen saja dari security. Ada dua komponen lainnya, yaitu people, orang manusia-manusia yang menjalankan security, dan ada komponen yang lain lagi namanya proses atau tata pelola daripada security tersebut atau security governance.
Sementara teknologi itu hanya satu-satunya teknologinya, people-nya, dan proses atau governance-nya. Semua menjadi kesatuan, kan? Contoh klasik yang sering saya bikin sebagai joke atau lelocon adalah kita bisa menggunakan policy yang paling canggih atau tata kelengkapan perusahaan adalah bahwa password itu harus seribu karakter, harus ada spesial karakter, harus ada nomor, angka, haruf besa, huruf kecil, harus seribu angka, gitu kan. Kemudian sistemnya juga canggih, dia bisa handle seribu karakter buat password.
Tapi karena saking susahnya, jadi orang-orang akhirnya nulis password-nya, di-posted, kemudian ditempel di monitor, gitu kan. Itu kan jadinya bodoh, gitu kan. Nggak meng-consider dari perspektif people-nya.
Sama seperti data streaming. Tentu saja skop kami di penyedia produk atau penyedia layanan adalah dari perspektif teknologinya. Bahwa teknologi kami itu sudah ISO certified, sudah memungkinkan bahwa segala macam security control itu sudah ada dan sudah built-in di dalam produk. Itu sudah ada.
Tapi di luar itu tentu saja ketika kita mengimplementasikan solusi data streaming platform di suatu perusahaan, kita juga melakukan konsultasi dengan perusahaan tersebut terkait mereka punya tata kelola, gitu kan. Dan menyesuaikanlah tata kelola yang diberikan perusahaan tersebut dengan tools yang disediakan oleh produk kami.
Dan tentu saja kami melakukan pelatihan atau training terhadap people-people-nya. Bahwa manusia akan menjalankan platform tersebut, sehingga tiga kesatuan itu tadi, people, process, teknologi, dapat berjalan dengan beriringan dan simpel.
Untuk pelanggan Confluent, apakah kebanyakan dari swasta atau di sisi pemerintahnya juga?
Lumayan beragam. Jadi kalau kita bicara finansial ya, bank-bank terbesar di Indonesia itu sudah menggunakan Confluent semua. Dan kalau kita bicara bank yang top 4 saja kan, top 4 itu campur ya, ada BUMN, ada bank swasta. Kemudian kalau kita bicara instansi perusahaan, itu juga ada beberapa kementerian dan lembaga yang sudah menggunakan kami. Kalau di luar finansial, misalnya di dunia telekomunikasi juga sudah menggunakan. Jadi sudah cukup masif penggunanya di Indonesia. Kami cukup beruntung bahwa diberikan kepercayaan yang sangat-sangat besar dari pelanggan-pelanggan kami.
Tapi juga itu tidak terlepas dari tren ya, bahwa memang data streaming ini memang keharusan. Memang sesuatu yang wajib apabila suatu perusahaan tersebut mau mendepankan layanan digital ke pelanggan.
Kalau bicara potensi itu sangat-sangat besar, tapi tantangannya data streaming di Indonesia?
Yang pertama, tentu saja bagi banyak perusahaan data streaming ini, meskipun mereka sudah menggunakannya, skala penggunanya itu biasanya masih belum terlalu besar. Jadi limited scope. Kenapa mereka limited scope? Biasanya yang sering kita temukan adalah karena mereka tidak memiliki tim yang cukup. Cukup bisa dari sisi jumlah, cukup bisa dari sisi skill. Intinya kurang saja lah manusia-manusia yang bisa menjalankan sistem dan platform tersebut. Jadi itu tantangan utama.
Jadi tantangan utama seperti halnya tantangan di banyak penyedia teknologi adalah bagaimana resource yang ada di pengguna-pengguna kami itu mampu, mumpuni, dan cukup untuk bisa menjalankan platform tersebut dengan baik. Makanya kita juga selain menjual produk, juga kami mengadakan pelatihan, kami mengadakan enablement terhadap customer-customer kami, sehingga penggunaan dari data streaming platform tersebut di masing-masing perusahaan dapat optimal.
Itu pelatihannya berapa lama Pak?
Tergantung. Jadi kan ada level maupun ada temanya, apakah itu di sisi pengembang aplikasi atau di sisi orang-orang yang menjalankan operasional, dan juga tentu saja ada level-levelnya. Jadi bisa kalau cuma sekedar untuk make sure mampu menjalankan yang simple-simple saja, ya saya rasa seminggu cukup ya, tapi kalau mau lebih lagi tentunya butuh waktu lebih lama.
Berarti artinya SDM ini sangat penting agar solusi itu tepat guna ya Pak?
Betul, betul. Nah tapi sebenarnya ada satu angle lagi. Jadi kalau tadi saya bilang manusianya ya sangat penting, itu sangat benar sekali. Namun di era cloud yang sekarang ini kan sebenarnya kita itu memberikan berbagai macam kemudahan. Kalau kita bicara tentang layanan cloud apalagi yang sifatnya software as a service, itu kan banyak elemen-elemen terkait manusia di sisi operasional yang bisa kita, bukan kita eliminir, tapi artinya bisa kita minimalisirlah jumlah kebutuhan maupun skill yang dibutuhkan. Karena dengan layanan cloud yang sifatnya software as a service itu, pelanggan sudah langsung bisa menggunakan layanan tersebut tanpa harus menyiapkan infrastruktur dan juga skill operasional yang terlalu tinggi karena itu semua sudah disediakan oleh kami sebagai penyedia layanan.
0 Response to "Peran, Keamanan Siber, dan Tantangannya di RI "
Posting Komentar